A.
Pendahuluan
Sebelum
agama Islam datang, keadaan bangsa Arab ketika itu sangatah jahil.
Sampai-sampai mereka disebut kaum jahiliyyah atau kaum bodoh. Jahil di sini bukan
dalam segi intelektual tapi dari segi akhlaq. Karena memang tingkah laku mereka
yang amoral, seperti anak perempuan di kubur hidup-hidup karena mereka
menganggap perempuan merupakan sesuatu hal yang naïf ataupun hina. Kemudian
mereka membuat berhala sendiri yang akhirnya berhala tersebut mereka anggap
Tuhan bagi mereka. Selain itu, belum adanya perundang-undangan yang mengatur
kehidupan mereka. Keadaan mereka hampir sama dengan keadaan masyarakat Yunani
sekitar abad ke V SM, yang pada awalnya masih belum mengenal filsafat, mereka
hanya mempercayai hal-hal yang berbau mitos saja.
Memang sebelum agama Islam telah ada
agama-agama lain yang mengajarkan bagaimana cara hidup yang baik tapi masih
belum sempurna. Seperti kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Daud as., yaitu
Kitab Zabur yang isinya hanya berupa nasehat-nasehat saja. Kemudian Kitab
Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa as., yang isinya sudah ada tentang
syariat. Dan yang ketiga kitab Allah berupa Injil yang diturunkan kepada Nabi
Isa as., yang isinya hampir sama dengan kitab suci Taurat akan tetapi kitab
injil ini sudah dimodifikasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang
mereka sebut dengan perjanjian baru. Baru pada malam 17 Ramadhan tahun 41 dari
kelahiran Nabi Muhammad SAW turunlah wahyu terakhir yaitu Al-Qur’an yang mana
Al-Qur’an sebagai penyempurna kitab-kitab Allah sebelumnya, yang sebagian
isinya ada tentang yuridis yang dapat membimbing umat manusia dalam mengarungi
kehidupan di dunia ini dengan kekhasanaan.
B. Tasyri’ Pada Periode Makkah
Tasyri’ pada
periode ini bertujuan kepada penyebaran ketauhidan, karena memang keadaan
masyarakat yang masih jahiliyyah, masih menyembah patung yang mereka buat
sendiri. Selain
itu umat Islam ketika itu memang jumlahnya hanya segelintir orang.
Adapun
ayat-ayat yang turun pada periode ini tidak bersifat amali melainkan menjurus
kepada pemeliharaan aqidah dan moral, penolakan terhadap kesyirikan, serta
sedikit sekali yang membahas masalah ibadah.
Penyampaian Al-qur’an pada periode ini memakan waktu selama 13 tahun yaitu dari 18 Ramadhan tahun 41 sampai dengan awal bulan Robbi’ul Awwal tahun 54 dari kelahiran beliau. Ayat-ayat Al-Qur’an pada masa ini disebut dengan Makkiyah. Secara global ayat-ayat Makkiyah pendek-pendek.
Penyampaian Al-qur’an pada periode ini memakan waktu selama 13 tahun yaitu dari 18 Ramadhan tahun 41 sampai dengan awal bulan Robbi’ul Awwal tahun 54 dari kelahiran beliau. Ayat-ayat Al-Qur’an pada masa ini disebut dengan Makkiyah. Secara global ayat-ayat Makkiyah pendek-pendek.
C. Tasyri’ Pada Periode Madinah
Semenjak
hijrah Rasulullah SAW dari Makkah menuju Madinah selama kurang lebih 10 tahun
perkembangan umat Islam sangatlah pesat sehingga perlunya dibuat tasyri’ yang
mengatur tatanan kehidupan masyarakat baik kepada diri sendiri maupun kepada
orang lain. Semacam
tasyri’ dalam beribadah, bermu’amalah, jihad, pidana, waris, perkawinan,
thalaq, sumpah, peradilan dan segala hal yang mencakup dalam ilmu fikih.
Kekuasaan hukum pada masa ini hanya
disandarkan kepada Baginda Rasulullah SAW semata dengan pegangan wahyu dari
Allah SWT yaitu Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah. Oleh karena itu pada periode
ini umat Islam telah menjadi umat yang tangguh dalam segala hal terutama dalam
tatanan kehidupannya yang penuh dengan syaria’t Islam. Tak lepas dari itu pula
selain al-Qur’an dan Hadits bahwa diakui juga Rasulullah dan para sahabat telah
berijtihad dalam sebagian hukum. Diantaranya: ketika dalam perang tabuk Nabi
mengizinkan orang-orang yang udzur berjihad dari kalangan orang-orang munafik
untuk tidak ikut perang. (Lihat ayat 42-43 surat at-Taubah).
Ayat-ayat Al-Qur’an pada masa ini biasa
disebut dengan ayat-ayat Madaniyah. Secara global ayat-ayat Madaniyah
panjang-panjang, lalu di awal ayatnya kebanyakan diawali dengan kalimat “Yaa
ayyuhalladzina aamanuu” (Wahai orang-orang yang beriman) dan yang diawali
dengan kalimat “Yaa ayyuhaa an-naasu” (Wahai Manusia) di dalam ayat-ayat
Madaniyah seperti di dalam surat: Al-Baqoroh 21, 168. An-Nisa’ 170, 174.
Al-Hajj 1 dan Al-Hujurat 13.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar